Sabtu, 03 November 2012

Museum Geologi



Replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn di Museum Geologi Bandung. Tempo/Anwar Siswadi
TEMPO.CO , Bandung - Kalau ingin rekreasi sambil menambah pengetahuan secara gratis di Bandung, Museum Geologi bisa menjadi pilihan. Di gedungnya yang luas beragam jenis batuan di Bumi, fosil raksasa binatang purba, juga batuan yang jatuh dari langit alias meteor, menjadi koleksi yang patut disimak. Jangan lupa juga berfoto di depan rangka dinosaurus T-Rex yang ganas.

Museum yang berada di Jalan Diponegoro dan dekat dari Gedung Sate ini punya dua lantai ruang pamer. Lantai pertama terbagi dua. Ruang sayap barat atau sebelah kiri pintu masuk berisi aneka bebatuan. Adapun sayap timur di bagian kanan memajang koleksi aneka fosil. Lantai atas dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.

Ruang sayap barat yang juga dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia menceritakan proses terjadinya Bumi di dalam sistem tata surya. Termasuk bentuk geologi Indonesia, lempeng-lempeng kulit Bumi aktif, yang disajikan dalam bentuk maket.

Di dekat pintu masuk, batu asli dari luar angkasa menyambut. Meteorit Jatipengilon yang jatuh di daerah Tuban, Jawa Timur, itu berwarna hitam. Ukurannya yang sudah diiris untuk diteliti itu sebesar setengah karung beras. Di etalase ada juga sekelompok batu meteorit yang telah dibelah dan di dalamnya berisi besi.

Di ruangan ini jangan lewatkan untuk menikmati batu-batu mulia. Salah satunya keindahan kristal Ametis berwarna ungu tua. Selain itu, stalaktit yang bentuknya seperti buah duren besar dan stalagmit dari Gua Inten, Karang Bolong, Jawa Tengah.

Beralih ke ruangan sayap timur, tempat ini menyajikan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup di Bumi, mulai dari masa primitif hingga modern. Maskot di tempat ini apalagi kalau bukan dinosaurus T-Rex yang tinggi menjulang.

Reptilia yang hidup berkuasa di zaman Mesozoikum tengah hingga akhir atau 210-65 juta tahun lalu itu diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn. Kadal buas pemakan daging itu panjangnya mencapai 19 meter, tinggi 6,5 meter, dan berbobot 8 ton. Ia diketahui pernah hidup, di antaranya di daratan Amerika Utara dan Mongolia.

Koleksi fosil terbesar di Indonesia, yaitu Stegodon trigonocephalus, gajah purba berkepala triagonal yang ditemukan di daerah Jawa Timur. Panjang gadingnya mencapai 4 meter dengan tinggi tubuh mencapai 2,5 meter. "Ini gajah endemik Jawa," kata Kepala Museum Geologi, Sinung Baskoro.

Ada pula fosil kura-kura purba raksasa. Tingginya diperkirakan pernah mencapai 1,5 meter dan panjangnya 2 meter. Binatang reptil yang bernama ilmiah Megalochelys cf. sivalensis ini ditemukan di Kali Glagah, Bumiayu, Jawa Tengah. Umurnya ketika ditemukan sekitar 1,7 juta tahun. Namun bentuknya sudah tak utuh.

Fosil yang bentuknya lengkap, yaitu nenek moyang badak Jawa yang diperkirakan berusia 1 juta tahun lebih. Rangka Rhinocerus sondaicus Desmarest itu ditemukan di Jawa Timur. Sampai kini keturunan makhluk mamalia itu masih hidup di Ujung Kulon, Banten.

Replika tengkorak manusia purba yang berdiri tegak atau homoerectus ada di ujung lorong. Manusia Jawa itu ditemukan di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, pada 1969. Tingginya diperkirakan mencapai 2 meter. Mukanya menjorong ke depan, dengan tulang alis menonjol keluar. Isi otaknya berkisar 1.000 cc, atau 2,5 kali lebih besar dari otak gorila, orang utan, dan simpanse. Ia diperkirakan hidup pada 700-800 ribu tahun silam.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar